Jumat, 30 Juni 2017

Lirik Mars Dempo



Derapkan langkah satukan irama

Gagah perkasa sampai tujuan

Padu dalam kebhinekaan

Giat belajar demi masa depan

Wahai semua siapkan dirimu

Tunjukkanlah bukti prestasimu

Di bawah kibaran Sang Merah Putih

Teguhkan janji berbakti

Sumbangkan tenaga dan pikiran

Demi gereja dan tumpah darah

Kobarkan semangat

Bulatkan tekadmu

Junjung tinggi almamatermu

Jayalah SMA St. Albertus

Harum namamu tak akan pudar

Damai sejahtera

Hingga akhir masa

Jayalah selamanya

Selasa, 27 Juni 2017

Sejarah Ordo Karmel di Indonesia

Pada tahun 1896-1923, para Imam Yesuit melayani daerah-daerah eks. Karesidenan Malang, Bondowoso, dan Madura karena wilayah tersebut termasuk bagian Vikariat Batavia (Jakarta). Pada tanggal 19 Februari 1923, Sacra Congregatio de Propaganda Fide di Roma menawarkan kepada Provinsi Karmel Belanda untuk mengambil daerah tersebut sebagai daerah misi Ordo Karmel. Tawaran ini diterima dan segera diadakan persiapan untuk mengambil alih wilayah pelayanan misi dari Serikat Yesus. Serah terima ini terjadi di Malang.

Karya dan pelayanan para Karmelit mulai menampakkan hasil dengan adanya para calon dari putra Indonesia. Pada tahun 1929, berangkatlah Gerardus Majella Singgih Padmowijoyo ke Belanda untuk memasuki masa novisiat di Boxmeer. Beliau ditahbiskan menjadi imam Karmelit Indonesia yang pertama pada tanggal 11 Juli 1937.

Melihat adanya perkembangan pesat yang dialami Indonesia, Curia Jenderal di Roma menilai bahwa sudah waktunya untuk meningkatkan status Karmel Indonesia menjadi Komisariat Jenderal pada tahun 1960. Kemudian setelah melalui persiapan selama tujuh tahun sebagai Komisariat Jenderal, pada tahun 1967 Ordo Karmel di Indonesia ditingkatkan statusnya menjadi Provinsi. Setelah menjadi provinsi, Ordo Karmel Provinsi Indonesia membuka banyak ladang baru di berbagai wilayah Keuskupan.

Sejarah Ordo Karmel di Eropa



Ketenangan  di  Gunung  Karmel  terganggu  oleh  gejolak  politik. Kerusuhan  yang terus-menerus  di  tanah suci  menyebabkan  para  Karmelit  secara  perlahan  pindah ke Eropa. Sekitar tahun 1238, kelompok Karmelit pertama mulai berpindah ke Eropa. Pada  awalnya, para  Karmelit  di  Eropa  mencoba  meneruskan  cara  hidup  eremit. Tetapi  dalam  masyarakat  dengan  peradaban  kota  zaman  itu,  hidup  bertapa  dalam bentuk murni dengan suasana sunyi seperti di Gunung Karmel hampir tidak mungkin dikembangkan. Para Karmelit di Eropa mencoba membuat pembaharuan hidup dengan meletakkan bobot pada kemiskinan, kesederhanaan, persaudaraan, sikap merakyat, dan solidaritas dengan kaum kecil. Cita-cita itu menjelma dalam pola hidup ordo-ordo mendikan (pengemis) seperti Fransiskan dan Dominikan. Lewat pembaharuan  ini,  para  Karmelit  memperoleh  status  sebagai  Ordo  Mendikan      yang   menimba   inspirasi   dari   hidup   Yesus   Kristus    yang   peka   terhadap kebutuhan rakyat kecil dan terjun langsung ke tengah masyarakat.

Pada abad pertengahan Gereja Katolik berkembang pesat. Melihat kebutuhan Gereja dan tuntutan zaman itu dimana ada banyak umat tetapi sedikit gembala, maka para Karmelitpun sebagian ditahbiskan. Hingga kini ada sebagian Karmelit yang adalah imam dan ada yang biarawan. Pada abad pertengahan ini pula timbul kesadaran untuk mempertobatkan banyak orang dan membaptis mereka ke dalam agama Katolik. Para Karmelit mulai melaksanakan misi ke berbagai belahan dunia di luar Eropa. Sebagian dari mereka pergi ke Indonesia dan menjalankan misi di sini, hingga lahirlah kemudian karya Karmelit di Indonesia.